Sabtu, 12 April 2014

Bagi yang Masih Hidup, Perbanyaklah Mengingat Mati!

Bagi
yang Masih Hidup, Perbanyaklah Mengingat Mati! Penulis: Ustadz Ahmad Zainuddin,
Lc. Bagi yang masih hidup perbanyaklah mengingat mati…karena; 1. Mengingat mati adalah ibadah
yang sangat dianjurkan ,“Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu meriwayatkan: “Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Perbanyaklah mengingat pemutus
kelezatan”, yaitu kematian”. HR.
Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Tirmidzi. 2. Maut kapan saja bisa menghampiri dan tidak akan
pernah keliru dalam hitungannya,
maka jauhilah perbuatan dosa dari
kesyirikan, bid’ah dan maksiat
lainnya . Artinya: “Tiap-tiap umat mempunyai
batas waktu; maka apabila telah
datang waktunya mereka tidak dapat
mengundurkannya barang sesaat
pun dan tidak dapat (pula)
memajukannya”. QS. Al A’raf: 34. Artinya: “Dan Allah sekali-kali tidak
akan menangguhkan (kematian)
seseorang apabila datang waktu
kematiannya. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
QS. Al Munafiqun:11. Berkata Ibnu Utsaimin rahimakumullah. Artinya: “Renungkanlah wahai
manusia, (sebenarnya) kamu akan
dapati dirimu dalam bahaya, karena kematian tidak ada batas waktu yang kita ketahui, terkadang seorang
manusia keluar dari rumahnya dan
tidak kembali kepadanya (karena
mati), terkadang manusia duduk di
atas kursi kantornya dan tidak bisa
bangun lagi (karena mati), terkadang seorang manusia tidur di atas
kasurnya, akan tetapi dia malah
dibawa dari kasurnya ke tempat
pemandian mayatnya (karena mati).
Hal ini merupakan sebuah perkara
yang mewajibkan kita untuk menggunakan sebaiknya kesempatan
umur, dengan taubat kepada Allah
Azza wa Jalla. Dan sudah sepantasnya
manusia selalu merasa dirinya
bertaubat, kembali, menghadap
kepada Allah, sehingga datang ajalnya dan dia dalam sebaik-baiknya
keadaan yang diinginkan”. Lihat
Majmu’ fatawa wa Rasa-il Ibnu
Utsaimin, 8/474. 3. Maut tidak ada yang mengetahui
kapan datangnya melainkan Allah
Ta’ala semata, tetapi dia pasti
mendatangi setiap yang bernyawa,
maka jauhilah hal-hal yang tidak
bermanfaat selama hidup. . Artinya: “Tiap-tiap yang berjiwa akan
merasakan mati. Dan sesungguhnya
pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu. Barang
siapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung.
Kehidupan dunia itu tidak lain
hanyalah kesenangan yang
memperdayakan”. QS. Ali Imran: 185. Artinya: “Sesungguhnya Allah, hanya
pada sisi-Nya sajalah pengetahuan
tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang
menurunkan hujan, dan mengetahui
apa yang ada dalam rahim. Dan tiada
seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan
diusahakannya besok. Dan tiada
seorang pun yang dapat mengetahui
di bumi mana dia akan mati.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Mengenal”. QS. Lukman: 34. 4. Siapa yang mati mulai saat itulah
kiamatnya, tidak ada lagi waktu
untuk beramal. Artinya: “Aisyah radhiyallahu ‘anha
berkata: “Orang-orang kampung Arab
jika datang menemui Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam, mereka
bertanya tentang hari kiamat, kapan
datangnya, lalu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam melihat
kepada seorang yang paling muda
dari mereka, kemudian beliau
bersabda: “Jika hidup pemuda ini dan
tidak mendapati kematian, maka mulai
saat itulah kiamat kalian datang”. HR. Muslim. Al Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu
‘anhu berkata: “Wahai manusia,
sesungguhnya kalian mengucapkan:
“Kiamat, kiamat…maka ketahuilah,
siapa yang mati mulai saat itulah
dibangkitkan kiamat dia”. Lihat kitab Al Mustadrak ‘Ala majmu’ al Fatawa,
1/88. Berkata Ibnu Utsaimin rahimahullah: Artinya: “Yang demikian itu, karena
seorang manusia jika mati, maka dia
masuk ke dalam hari kiamat, oleh
sebab itulah dikatakan: ‘Siapa yang
mati mulailah kiamatnya, setiap apa
yang ada sesudah kematian, maka sesungguhnya hal itu termasuk dari
hari akhir. Jadi, alangkah dekatnya
hari kiamat bagi kita, tidak ada
jaraknya antara kita dengannya,
melainkan ketika sesesorang mati,
kemudian dia masuk ke kehidupan akhirat, tidak ada di dalamnya kecuali
balasan atas amal perbuatan. Oleh
sebab inilah, harus bagi kita untuk
memperhatikan poin penting ini”.
Lihat Majmu’ fatawa wa Rasa-il Ibnu
Utsaimin, 8/474. 5. Dengan mengingat mati
melapangkan dada, menambah
ketinggian frekuensi ibadah Artinya: “Anas bin Malik radhiyallahu
‘anhu berkata: ‘Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
“Perbanyaklah mengingat
pemutuskan kelezatan, yaitu
kematian, karena sesungguhnya tidaklah seseorang mengingatnya
ketika dalam keadaan kesempitan
hidup, melainkan dia akan
melapangkannya, dan tidaklah
seseorang mengingatnya ketika
dalam keadaan lapang, melainkan dia akan menyempitkannya”. HR. Ibnu
HIbban dan dishahihkan di dalam
kitab Shahih Al Jami’. Berkata Ad Daqqaq rahimahullah:Artinya: “Barangsiapa yang banyak
mengingat kematian maka dimuliakan
dengan tiga hal: “Bersegera taubat,
puas hati dan semangat ibadah, dan
barangsiapa yang lupa kematian
diberikan hukuman dengan tiga hal; mengundur taubat, tidak ridha
dengan keadaan dan malas ibadah”.
Lihat kitab At Tadzkirah fi Ahwal Al
Mauta wa Umur Al Akhirah, karya Al
Qurthuby. 6. Dengan mengingat mati
seseorang akan menjadi mukmin
yang cerdas berakal , mari perhatikan riwayat berikut: ». Artinya: “Abdullah bin Umar
radhiyallahu ‘anhuma bercerita: “Aku
pernah bersama Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam, lalu datang seorang
lelaki dari kaum Anshar
mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam lalu bertanya: “Wahai
Rasulullah, orang beriman manakah
yang paling terbaik?”, beliau
menjawab: “Yang paling baik
akhlaknya”, orang ini bertanya lagi: “Lalu orang beriman manakah yang
paling berakal (cerdas)?”, beliau
menjawab: “Yang paling banyak
mengingat kematian dan paling baik
persiapannya setelah kematian,
merekalah yang berakal”. HR. Ibnu Majah dan dishahihkan di dalam kitab
Shahih Ibnu Majah. 7. Hari ini yang ada hanya beramal
tidak hitungan, besok sebaliknya. Ali Bin Thalib radhiyallahu ‘anhu
berkata: . Artinya: “Dunia sudah pergi
meninggalkan, dan akhirat datang
menghampiri, dan setiap dari
keduanya ada pengekornya, maka
jadilah kalian dari orang-orang yang
mendambakan kehidupan akhirat dan jangan kalian menjadi orang-
orang yang mendambakan dunia,
karena sesungguhnya hari ini (di
dunia) yang ada hanya amal
perbuatan dan tidak ada hitungan
dan besok (di akhirat) yang ada hanya hitungan tidak ada amal”. Lihat
kitab Shahih Bukhari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar